jika di laboratorium terjadi kebakaran saat memanaskan

Jikadi laboratorium terjadi kebakaran saat memanaskan dietil eter, tindakan berikut ini sangat tepat dilakukan, kecuali. answer choices dilarang memanaskan cairan organik di tempat terbuka. dilarang meletakkan alat sembarangan. dilarang menggunakan jas / baju laboratorium. Tags: Question 34 . SURVEY . Jikadi laboratorium terjadi kebakaran saat memanaskan dietil eter tindakan berikut ini sangat tepat dilakukan, kecuali - 16723769. nurzannahrini nurzannahrini 04.08.2018 Apabila di laboratorium terjadi kebakaran saat memanaskan dietil eter tindakan yang sangat tidak tepat dilakukan Meniup api untuk memadamkannya karena nyala api masih kecil. Pertanyaan Jika di laboratorium terjadi kebakaran saat memanaskan dietil eter, tindakan berikut ini sangat tepat dilakukan, kecuali A. mematikan sumber arus listrik B. menutupkan kain basah pada bahan yang terbakar C. memadamkan api dengan APAR saat api belum membesar D. meniup api untuk memadamkannya karena nyala api masih kecil E. memanggil mobil unit pertolongan bahaya kebakaran terdekat Ketikaterjadi kebakaran di laboratorium, maka tindakan yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut. Mematikan segala sumber arus listrik agar kebakaran tidak menyebar. Menutup bagian yang terbakar dengan lap/kain basah. Menggunakan APAR yang sesuai dengan sumber kebakaran untuk memadamkan api. Tidak meniup api karena api berpotensi menjadi Jikaalat terbuat dari bahan gelas ataupun kaca dilarang meletakkan sembarangan agar aman. 19. Jika di laboratorium terjadi kebakaran saat memanaskan dietil eter, tindakan berikut ini sangat tepat dilakukan, kecuali . A. mematikan sumber arus listrik. tindakan yang salah dilakukan saat terjadi kebakaran di laboratorium adalah opsi (D) Verheiratete Frau Flirtet Mit Verheiratetem Mann. 30 b. Kecelakaan yang Sering Terjadi di Laboratorium 1 Luka bakar 2 Luka karena benda tajam dan benda tumpul 3 Cedera pada mata, seperti - kelilipan benda kecil masuk mata - luka di mata - luka kelopak mata - tersiram bahan kimia 4 Keracunan c. Perlengkapan Keselamatan Kerja Perlengkapan keselamatan dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu 1. Perlengkapan yang digunakan untuk perlindungan diri dan alat-alat laboratorium dalam kasus darurat dan peristiwa yang tidak biasa. 2. Perlengkapan yang digunakan sehari-hari sebagai perlindungan untuk mengantisipasi bahan-bahan yang diketahui berbahaya. Dalam bekerja juga perlu menggunakan perlengkapan keselamatan pribadi sebagai perlindungan untuk mencegah luka jika terjadi kecelakaan. Beberapa perlengkapan pribadi yang biasa digunakan adalah 1. Jas laboratorium, untuk mencegah kotornya pakaian. 2. Pelindung lengan, tangan, dan jari untuk perlindungan dari panas, bahan kimia, dan bahaya lain. 3. Pelindung mata digunakan untuk mencegah mata dari percikan bahan kimia. 4. Respirator dan lemari uap. 5. Sepatu pengaman, untuk menghindari luka dari pecahan kaca dan tertimpanya kaki oleh benda-benda berat. 6. Layar pelindung digunakan jika kita ragu akan terjadinya ledakan dari bahan kimia dan alat-alat hampa udara. 6. Tindakan Penanganan Kebakaran di Laboratorium Gambar Pemadaman Kebakaran Di laboratorium sangat mungkin terjadi kebakaran. Kebakaran dilaboratorium dapat disebabkan oleh arus pendek, pemanasan zat yang mudah terbakar atau kertas yang 31 berserakan di atas meja pada saat ada api. Untuk menghindari hal tersebut lakukan hal berikut. a. Hindari penggunaan kabel yang bertumpuk pada satu stop kontak b. Gunakan penangas bila hendak memanaskan zat kimia yang mudah terbakar c. Bila hendak bekerja dengan menggunakan pembakaran api jauhkan alatbahan yang mudah terbakar misal kertas, alkohol dan bagi peserta didikperempuan yang berambut panjang, rambut harus diikat. d. Gunakan alat pemadam kebakaran jika terjadi kebakaran. Ditinjau dari aspek kimia, api merupakan proses oksidasi gas yang berlangsung “hebat” sambil melepaskan energi yang cukup besar sehingga gas yang bereaksi tersebut memancarkan cahaya. Api atau kebakaran dapat terjadi jika tiga faktor berada secara bersamaan pada suatu saat. Ketiga faktor tersebut adalah a. Bahan bakar, yaitu bahan yang dapat bereaksi hebat dengan oksigen, yang menimbulkan gejala berupa api. Bahan bakar dapat berupa zat padat, zat cair, atau gas. b. Oksigen, biasanya dari udara  15 bagian udara adalah oksigen tetapi dapat juga berasal dari bahan kimia yang bereaksi sambil menghasilkan oksigen. Oksigen inilah yang nantinya bersenyawa bereaksi dengan bahan bakar, jika suhu mencapai tinggi tertentu. Tanpa oksigen, kebakaran tidak dapat terjadi. c. Kalor yang cukup mengakibatkan suhu naik mencapai suhu tertentu yang disebut suhu penyulutan ignition temperature . Di bawah suhu ini reaksi oksidasi disertai cahaya tidak dapat terjadi. Sekali reaksi terjadi, energi kalor yang ditimbulkan oleh reaksi, biasanya sudah mencukupi untuk mempertahankan reaksi, yang berarti mempertahankan kebakaran, sampai bahan bakar atau oksigen habis. Ketiga faktor tersebut di atas disebut sebagai “Segitiga api”. Berdasarkan konsep segitiga api, maka untuk memadamkan api adalah menghilangkan salah satu atau lebih dari satu dari ketiga faktor yang memungkinkan api itu ada, yaitu a. Menghentikan pasokan bahan bakar b. Menurunkan suhu sampai di bawah suhu penyulutan c. Menghentikan pasokan oksigen. Bila di laboratorium terjadi kebakaran, harus segera diatasi dengan caraseksama dan jangan panik. Gunakan alat pemadam kebakaran yang telah disediakan. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut a. Jika bajupakaian yang terbakar, korban harus merebahkan dirinya sambil berguling-guling. Jika ada selimut tutuplah pada apinya agar cepat padam. Jangan sekali-kali membiarkan korban berlari-lari karena akan memungkinkan terjadinya kebakaran yang lebih besar. b. Jika terjadi kebakaran kecil, misalnya terbakarnya larutan dalam gelas kimia atau dalam penangas, tutuplah bagian yang terkena api dengan karung atau kain basah. c. Jika terjadi kebakaran yang besar, gunakan alat pemadam kebakaran diperlukan pelatihan cara memadamkan kebakaran dengan menggunakan tabung pemadam kebakaran jenis ABC untuk sumber kebakaran berasal dari kayu, kertas, minyak 32 maupun hubungan pendek. Kemudian sumber-sumber yang dapat menimbulkan api, misalnya listrik, gas, kompor, agar segera dimatikan dan jauhkan bahan-bahan yang mudah terbakar. d. Jika terjadi kebakaran karena zat yang mudah terbakar pelarut organik untuk mematikan jangan menggunakan air, karena hal itu akan menyebabkan apinya lebih besar dan menyebar mengikuti air. Untuk mematikannya gunakanlah pasir atau tabung pemadam kebakaran jenis ABC bisa serbuk atau busa. Klasifikasi Kebakaran Kebakaran dapat digolongkan menjadi 3 kelas, yaitu a. Kelas A, merupakan jenis kebakaran yang melibatkan bahan- bahan “biasa” yang mudah terbakar seperti kayu, kertas, karet dan plastik b. Kelas B, merupakan jenis kebakaran yang melibatkan bahan yang mudah terbakar, meliputi cairan, seperti minyak tanah, bensin, alkohol. c. Kelas C, kebakaran yang disebabkan oleh arus listrik. 7. Jenis Jenis Pemadam Kebakaran Di laboratorium IPA perlu disediakan alat pemadam kebakaran yang dapat di bawa atau dipindah-pindah. Alat pemadam seperti ini berbentuk tabung yang dapat digantungkan di dinding laboratorium atau bagian lain bangunan yang mudah dijangkau dan jangan diletakkan di almari yang dikunci. Alat pemadam kebakaran tersebut mempunyai berbagai jenis. Penggunaan jenis pemadam kebakaran bergantung pada bahan yang terbakar. Jika bahan yang terbakar berbeda maka akan berbeda pula penggunaaan jenis pemadam kebakaran. Namun pada saat sekarang tersedia alat pemadam kebakaran yang bisa mengatasi kebakaran dari berbagai sifat bahan yang terbakar yang disebut dengan alat pemadam multipurpose . Beberapa jenis alat pemadam kebakaran a. Pemadam Kebakaran Jenis Air Pemadam jenis air ini bekerja atas dasar pendinginan. Suhu benda yang terbakar dapat diturunkan. Bentuk yang sederhana dari pemadam kebakaran jenis air ini adalah air yang disiramkan dengan menggunakan ember. Akan tetapi ada pula alat pemadam kebakaran jenis air yang tersimpan dalam tabung atau silinder. Tabung itu berisi kira-kira 10 liter air. Di dalam tabung atau silinder itu terdapat silinder lain yang berisi karbondioksida yang bertekanan. Pada waktu digunakan silinder yangberisi karbondioksida itu dibocorkan dengan jalan ditusuk sehingga karbondioksida akan mendesak air dan air akan keluar dengan deras. Sekali dijalankan, semprotan air itu tidak dapat dihentikan dan alat ini bersifat sekali pakai. Ada pula alat pemadam kebakaran jenis air yang menggunakan larutan natrium bikarbonat NaHCO 3 yang disimpan dalam tabung logam. Dalam tabung logam itu terdapat pula asam sulfat yang di tempatkan dalam satu wadah. Pada waktu digunakan, asam sulfat bereaksi dengan natrium bikarbonat dan menimbulkan karbondioksida. Karbondioksida ini yang mendesak dan menyemprotkan air larutan itu keluar melalui selang pipa. 33 b. Pemadam Kebakaran Jenis Karbondioksida Pemadam kebakaran jenis ini bekerja atas dasar mengurangi persediaan oksigen. Karena massa jenis gas karbondioksida lebih besar daripada massa jenis udara, maka gas ini dapat membentuk suatu selimut yang mencegah bahan berhubungan dengan udara pemadam ini dilengkapi dengan penyalurselang gas yang ujungnya berbentuk corong yang terbuat dari plastikkaret. Melalui corong ini gas diarahkan ke api yang hendak dipadamkan. Semprotan gas karbondioksida ini sangat dingin dan dapat membekukan uap air di udara yang melewati gas itu, sehingga terbentuk sejenis kabut putih, kabut ini berfungsi menghalangi oksigen berhubungan dengan bahan bakar. c. Pemadam Kebakaran Jenis Busa Alat pemadam kebakaran ini mengandung larutan bahan-bahanyang bila bercampurbereaksi dapat menimbulkan busa. Busa ini yang dapat menghalangi udara oksigen berhubungan dengan bahan hal ini terjadi sedikit pendinginan agar berhasil memadamkan api,dalam pelaksanaannya lapisan busa yang menutupi api tidak terputus-putus. Jadi bahan bakar itu betul-betul terselimuti dengan lapisan busa, sehingga bahan bakar dapat terisolasi dari oksigen di udara. d. Pemadam Kebakaran Jenis Serbuk Serbuk yang digunakan adalah pasir atau bahan kimia kering, yaitu natrium bikarbonat. Jenis pemadam kebakaran ini merupakan pemadam kebakaran yang paling sederhana. Penggunaannya adalah dengan disiramkan pada nyala api yang akan dipadamkan sampai tertimbun sehingga udara tidak dapat masuk ke bahan yang sedang terbakar. Lapisan natrium bikarbonat menyelimuti api saat karbondioksida mendorongnya keluar. Karbondioksida keluar karena picu ditekan. Pemanasan terhadap natrium bikarbonat oleh api yang ada menyebabkan terjadinya karbondioksida. Persamaan Reaksi 2 NaHCO 3  Na 2 CO 3 + H 2 O + CO 2 Catatan “Siapkan pasir dalam ember di laboratorium untuk digunakan sewaktu- waktu ketika diperlukan” e. Pemadam Kebakaran Jenis Selimut Selimut yang paling sederhana yang dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran adalah karungkain basah. Selimut ini ditutupkan pada nyala api yang hendak dipadamkan, dengan demikian penyediaan oksigen dihentikan. Selain karungkain dapat pula digunakan bahan serat yang tahan api. Selimut pemadam kebakaran, kebanyakan terbuat dari bahan kaca serat fiber glass yang bersifat agak lemas. Selimut yang terbuat dari asbes tidak digunakan lagi karena dapat menimbulkan kanker jika terhirup serat-seratnya. 34 8. Mengoperasikan alat Pemadam Kebakaran Jenis tabung Daftar isi1 Bagaimana cara mengatasi jika terjadi kebakaran saat memanaskan dietil eter?2 Apa yang kalian lakukan jika dalam laboratorium kimia terjadi kecelakaan kebakaran eter?3 Bagaimana untuk menghasilkan dietil eter?4 Mengapa dietil eter digunakan untuk ekstrasi cair? Berdasarkan penjelasan di atas, jika di laboratorium terjadi kebakaran saat memanaskan dietil eter, tindakan yang tidak boleh dilakukan adalah meniup api untuk memadamkannya karena nyala api masih kecil. Jadi, jawaban yang tepat adalah D. Apa yang kalian lakukan jika dalam laboratorium kimia terjadi kecelakaan kebakaran eter? Jika di laboratorium terjadi kebakaran saat memanaskan dietil eter, tindakan berikut ini sangat tepat dilakukan, kecuali …. mematikan sumber arus listrik. menutupkan kain basah pada bahan yang terbakar. memadamkan api dengan APAR saat api masih kecil. meniup api untuk memadamkannya karena nyala api masih kecil. Apakah penamaan eter dengan aturan IUPAC? Contoh penamaan eter dengan aturan IUPAC dapat dilihat pada senyawa berikut CH 3 – O – CH 3, pada senyawa tersebut alkil yang terikat sama-sama memiliki jumlah C satu sehingga untuk penamaan secara IUPAC nya metoksi metana. CH 3 – CH 2 – O – CH 3, pada senyawa tersebut terdapat 2 buah alkil dengan jumlah C yang berbeda. Bagaimana untuk menghasilkan dietil eter? Fase-uap dehidrasinya etanol pada sejumlah katalis alumina bisa menghasilkan dietil eter sampai 95%. Dietil eter bisa dipersiapkan di dalam labolatorium dan pada sebuah skala industri oleh sintesis eter asam. Mengapa dietil eter digunakan untuk ekstrasi cair? Dietil eter merupakan sebuah pelarut laboratorium yang umum dan memiliki kelarutan terbatas di dalam air, sehingga sering digunakan untuk ekstrasi cair-cair. Karena kurang rapat bila dibandingkan dengan air, lapisa eter biasanya berada paling atas. Apakah dietil eter menghambat metabolisme etanol? Dietil eter menghambat alkohol dehidrogenase, dan dengan begitu memperlambat metabolisme etanol. Dietil eter juga menghambat metabolisme obat yang membutuhkan metabolisme oksidatif. Dietil eter merupakan sebuah pelarut laboratorium yang umum dan memiliki kelarutan terbatas di dalam air, sehingga sering digunakan untuk ekstrasi cair-cair. Jika di laboratorium terjadi kebakaran saat memanaskan dietil eter, tindakan berikut ini sangat tepat dilakukan, kecuali …. a. mematikan sumber arus listrik b. menutupkan kain basah pada bahan yang terbakar c. memadamkan api dengan APAR saat api masih kecil d. meniup api untuk memadamkannya karena nyala api masih kecil e. memanggil mobil unit pertolongan bahaya kebakaran terdekat Jawaban jawaban yang tepat adalah D. Pembahasan Pada saat bekerja di laboratorium, perlu diperhatikan mengenai keselamatan kerja. Keselamatan kerja di laboratorium perlu diutamakan untuk mencegah kecelakaan kerja. Kecelakaan dalam praktikum di laboratorium pada umumnya disebabkan oleh kejadian-kejadian kecil dan sederhana. Salah satunya adalah kebakaran yang disebabkan oleh pemanasan bahan kimia. Ketika terjadi kebakaran di laboratorium, maka tindakan yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut. Mematikan segala sumber arus listrik agar kebakaran tidak menyebar Menutup bagian yang terbakar dengan lap/kain basah Menggunakan APAR yang sesuai dengan sumber kebakaran untuk memadamkan api Tidak meniup api karena api berpotensi menjadi lebih besar Menghubungi mobil pemadam kebakaran Jadi, jawaban yang tepat adalah D. Pada saat bekerja di laboratorium, perlu diperhatikan mengenai keselamatan kerja. Keselamatan kerja di laboratorium perlu diutamakan untuk mencegah kecelakaan kerja. Kecelakaan dalam praktikum di laboratorium pada umumnya disebabkan oleh kejadian-kejadian kecil dan sederhana. Salah satunya adalah kebakaran yang disebabkan oleh pemanasan bahan kimia. Ketika terjadi kebakaran di laboratorium, maka tindakan yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut. Mematikan segala sumber arus listrik agar kebakaran tidak menyebar Menutup bagian yang terbakar dengan lap/kain basah Menggunakan APAR yang sesuai dengan sumber kebakaran untuk memadamkan api Tidak meniup api karena api berpotensi menjadi lebih besar Menghubungi mobil pemadam kebakaran Jadi, jawaban yang tepat adalah D. Laboratorium merupakan suatu ruangan yang digunakan untuk menyimpan ratusan bahan kimia dengan berbagai karakteristik. Bagi pengguna laboratorium, perlu diberikan pelatihan untuk mengetahui karakteristik bahan kimia yang digunakan, agar dapat mengetahui cara penggunaannya secara aman. Karakteristik dari bahan kimia pun dapat dipelajari dari MSDS Material Safety Data Sheet. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kecelakaan kerja, salah satunya ledakan atau kebakaran. Bahan kimia memiliki banyak karakteristik, di antaranya yaitu Toxic bahan kimia beracun Explosive bahan kimia mudah meledak Flammable bahan kimia mudah terbakar Oxidative bahan kimia mudah beroksidasi Irritan bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi dll. Dengan mengetahui sifat bahan kimia yang ada di laboratorium, dimaksudkan agar pengguna laboratorium lebih berhati-hati. Misalnya menggunakan bahan kimia yang mudah terbakar atau meledak sebaiknya dijauhkan dari sumber panas karena akan berakibat sangat fatal. Untuk mencegah terjadinya kebakaran besar di laboratorium, diperlukan alat pemadam api ringan atau APAR. Keberadaan APAR atau di laboratorium memiliki fungsi yang sangat penting diantaranya Sebagai penanganan pertama saat terjadi kebakaran di laboratorium Saat terjadi kebakaran di laboratorium yang disebabkan kesalahan saat menggunakan zat-zat kimia yang mudah terbakar, APAR bisa diandalkan untuk menjadi alat penanganan pertamanya. Anda bisa menggunakan APAR terlebih dahulu sambil menunggu bantuan dari pemadam kebakaran datang. Mencegah kebakaran semakin menyebar APAR juga berfungsi untuk mencegah kebakaran semakin menyebar. Saat terjadi kebakaran di laboratorium, walaupun kamu sudah menghubungi tim pemadam kebakaran, mereka tidak mungkin langsung sampai di tempat kejadian. Setidaknya dibutuhkan waktu bagi tim pemadam kebakaran untuk mencapai lokasi kebakaran. Oleh sebab itu, untuk mencegah api kebakaran menyebar ke bagian gedung lainnya digunakanlah APAR. Membuka jalan evakuasi Jika kamu terjebak di laboratorium yang terbakar, namun akses pintu keluar laboratorium tertutup oleh api, kamu bisa menggunakan APAR untuk membuka jalan untuk keluar. Sebagai perlindungan diri saat terjadi kebakaran di laboratorium Fungsi alat pemadam kebakaran atau APAR lainnya adalah sebagai perlindungan diri saat terjadi kebakaran di laboratorium. APAR Apa yang Dapat Digunakan di Laboratorium? Cek di Sini! Ada beberapa jenis APAR atau alat pemadam api ringan yang bisa digunakan di laboratorium yaitu APAR Foam APAR foam adalah APAR yang menggunakan media busa atau foam AFFF sebagai medianya. APAR Powder APAR dry chemical powder adalah APAR yang terbuat dari kombinasi serbuk monoamonium dan ammonium sulphate. APAR CO2 APAR CO2 adalah APAR yang menggunakan bahan karbon dioksida atau CO2 sebagai media pemadam apinya. Jadi APAR sangat dibutuhkan di laboratorium. Oleh karena itu, setiap laboratorium harus memiliki APAR untuk mengatasi kebakaran yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Sudah sedia APAR untuk laboratorium milikmu? Kalo belum yuk dapatkan di sini! Dapatkan APAR Firefix berkualitas yang sudah dilengkapi aplikasi APAR Firecek dan juga bergaransi 5 tahun. Recommended Posts

jika di laboratorium terjadi kebakaran saat memanaskan